SIFAT-SIFAT YANG PERLU DIMILIKI WIRAUSAHA
Dalam dunia wirausaha sebenarnya ada beberapa jalan masing-masing orang dalam meraih kesuksesan, baik itu yang timbul dari diri sendiri maupun pengaruh dari lingkungan. Cara untuk mancapainya kesuksesan pun tidak bisa datang begitu saja, namun membutuhkan proses. Prosesnya itulah yang menjadikan kita benar-benar tanguh dalam memilih jalan untuk berwirausaha atau proses itu juga bisa membuat kita menyerah. Dalam proses yang dilewati tersebut, kita harus mampu membaca peluang pasar dan memiliki intuisi untuk mendapatkan keuntungan yang halal untuk menuju kesuksesan yang hakiki.
Menurut buku yang pernah saya baca, yaitu dari Thomas Zimmerer yang intinya mengatakan bahwa kewirausahaan itu bukanlah sifat genetis, melainkan suatu ketrampilan yang dapat dipelajari dan setiap orang bisa bisa memiliki sifat kewirausahaan asalkan memang benar-benar mau mempelajarinya. Ternyata bila ingin menjadi wirausahawan yang baik maka ada sifat-sifat yang harus dimiliki, berikut saya akan menjelaskan tentang hal itu berdasarkan sudut pandang penulis dan beberapa referensi.
A. Percaya Diri
Percaya diri merupakan sikap yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Percaya diri dalam hal ini adalah tidak mudah terbawa arus dan hanya mengikuti trend saat ini tanpa memiliki bekal tekat yang kuat. Percaya diri juga mampu mengambil jalan sesuai dengan pendapat dan insting berwirausaha dan mampu menerima setiap kritikan dan saran untuk membangun dan memperkokoh landasan untuk berwirausaha.
Adapun watak yang harus dimiliki oleh wirausaha terkait dengan percaya diri adalah : 1) Kepercayaan, dalam hal ini kita harus yakin terlebih dahulu dengan jalan yang akan kita pilih ini yaitu berwirausaha. 2) Ketidaktergantungan, yaitu memiliki kepribadian yang mantap, tidak mudah terpengaruh oleh orang lain, mandiri baik secara lahir dan batin yaitu kita sudah bisa survive dengan berwirausaha tanpa ada tekanan dan mampu menjaga dengan baik kualitas dan yang paling penting kita mampu menjaga diri kita dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dalam kegiatan jual beli atau berwirausaha. 3) Optimisme, yaitu suatu keyakinan bahwa suatu saat nanti kita akan berhasil. Berhasil dalam hal ini adalah berhasil di dunia dan di akhirat. Berhasil di dunia ialah kita bisa hidup sejahtera, bukan mengejar-ngejar uang tanpa memikirkan hal-hal yang peting dalam hidup apalagi sampai kehidupan sosial terganggu karena kesibukan mencari uang. Semuanya harus balance, ada kepedulian sosial, mau menolong sesama dan yang paling penting dekat dengan sang pencipta, maka Insya Allah kita akan memperoleh keberhasilan yang hakiki dalam berwirausaha.
B. Berorientasi Tugas dan Hasil
Dalam hal ini orang tidak mengutamakan prestise atau gengsi dahulu, namun lebih mementingkan prestasi dahulu. Nanti apabila sudah berprestasi maka prestise akan mengikutinya sendiri. Apabila kita mau terjun didunia wirausaha maka singkirkanlah gengsi atau malu yang seolah-olah minder untuk melakukan hal-hal yang kecil dan terkesar kerja rendah. Saya menyakini bahwa setiap langkah besar itu dimulai dengan satu langkah kecil, dalam hal ini apabila kita ingin sukses tentulah tidak instan ada langkah-langkah yang harus dilakukan mulai dari hal-hal yang kecil. Sebagai contoh, saat kita mau memulai usaha, sebagai salah satu cara untuk mendatangkan pelanggan, maka kita melakukan promosi. Promosi tidak mesti mewah-mewah disiarkan di TV atau radio, mungkin bisa kita lakukan dengan membagikan selebaran kertas kecil kepada warga calon konsumen kita, bahkan kita menempelkan selebaran ditempat-tempat strategis tanpa ada rasa malu untuk mempromosikan barang/jasa tersebut.
Adapun watak yang harus dimiliki oleh wirausaha terkait dengan berorientasi tugas dan hasil adalah :
- Haus akan prestasi, maksudnya kita harus menunjukkan kwalitas barang/jasa, kualitas layanan dan memberikan yang maksimal agar orang terkesan dan memperhitungkan barang/jasa yang kita tawarkan.
- Berorientasi pada laba dan hasil, maksudnya jelas bahwa kita berwirausaha untuk menghasilkan laba/keuntungan. Keuntungan dalam hal ini walaupun untungnya kecil namun rutin barang/jasa yang kita tawarkan itu banyak yang meminati daripada sekali untung besar namun sepi.
- Tekun dan tabah, sangat jelas bahwa ketekunan itulah yang akan membawa kita untuk mampu bersaing, tidak mudah putus asa dan tidak takut akan kegagalan serta selalu tawakal kepada sang pencipta. Ada yang pernah bilang dengan saya bahwa, “Bila Tuhan menggariskan kegagalan kamu 10 kali, maka kamu harus menghabiskan kegagalan itu dengan mencobanya sebanyak 11 kali untuk berhasil”.
- Tekad, kerja keras dan motivasi, jelas hal ini harus dimiliki oleh seorang wirausaha karena tekad yang bulat dalri dalam diri yang menuntut keyakinan diri serta diiringi dengan pantang menyerah merupakan komponen yang akan membuat kita bisa mandiri dan eksis dijalur yang kita pilih ini. Sedangkan motivasi merupakan bentuk dasar dari diri yang muncul dari diri sendiri (intrinsik) dan dari luar diri (ekstrinsik). Contoh dari motivasi yang mucul dari dalam diri sendiri adalah tanggung jawab. Dengan tanggung jawab kita akan fokus pada tujuan kita karena ada beban tersendiri yang kita pikul, bisa jadi itu tanggung jawab kepada keluarga, anak, istri dan lain-lain. Sedangkan contoh motivasi dari luar diri adalah adanya orang yang sudah sukses berwirausaha. Tentunya dengan melihat orang yang sudah sukses maka kita dapat mengambil hikmah dari kesuksesannya.
- Energik, dalam hal ini seorang wirausaha harus mampu aktif dan mampu membaca peluang dan segera membuat strategi jitu. Jadi seorang wirausaha harus mampu mengupdate berita dan perkembangan zaman dan mau mempelajari hal-hal baru dan tidak sombong akan ilmu yang dimilikinya.
- Penuh inisiatif, yaitu mampu menghasilkan ide-ide baru memiliki daya pikir kreatif, alternatif-alternatif jitu bila terjadi hal-hal yang diluar prediksi awal.
C. Pengambilan Resiko
Dalam berwirausaha tentu ada resiko-resiko yang harus ditanggung, namun semua itu harus dilalui dan jadikan sebuah tantangan sebelum kita benar-benar sukses. Tantangan dalam hal ini bisa berupa persaingan, harga yang turun naik, barang yang tidak laku dan sebagainya. Mengapa persangaingan bisa membuat kita bisa sukses dalam berwirausaha? Menurut saya karena dengan persaingan mampu memacu kita untuk semakin kreatif, inovatif dan survive dengan bidang yang kita geluti apabila kita benar-benar serius. Contoh, mengapa para tukang fotokopi banyak dan sangat menjamur dikawasan dekat kampus UPI (sepanjang jalan Geger Kalong)? Padahal sudah banyak fotokopi yang buka, tapi mengapa mereka tidak berfikir untuk membuka usaha fotokopi dikawasan pegunungan atau didekat lokasi objek wisata yang jelas-jelas persaingannya sedikit bahkan tidak ada? Jawabannya karena memang pangsa pasar terbesarnya ada disana, yaitu mahasiswa, pelajar dan para akademisi yang membutuhkan jasa fotokopi tersebut walaupun sudah banyak saingan, tapi tetap saja ramai dan dibutuhkan.
D. Kepemimpinan
Kalau boleh saya mengibaratkan, pemimpin itu bagaikan burung elang yang mana mampu terbang lebih tinggi dari burung-burung yang lain. Jadi bila pemimpin habat itu yang memiliki visioner yang jauh ke depan dan bila bekerja tidak kenal kata menyerah.
Berikut saya tampilkan sebuah gambar yang dapat menjadi pimikiran kita semua tentang seorang pemimpin.
Sumber : google image
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang baik itu iyalah yang menjadi panutan, mampu memotivasi bawahan dan rekan kerja, mampu mengambil keputusan yang bijaksana, berfikir positif, mau bekerja keras, dapat bergaul dengan orang lain dengan baik, mau menerima kritik dan saran yang positif dan memiliki ambisi yang kuat untuk sukses.
Dalam hal ini saya mengambil contoh sosok pemimpin seperti bapak mantan presiden B.J. Habibie, selama beliau menjadi presiden ia hanya tidur sehari 4-5 jam dan selebihnya dipakai untuk bekerja. Bukti kerja keras beliau yaitu ketika mampu membangun industri Dirgantara di Indonesia, sehingga Indonesia dikenal diseluruh dunia sebagai salah satu negara yang mampu memproduksi pesawat terbang. Walaupun sosok B.J. Habibie bukanlah seorang pebisnis handal, namun karya beliau mampu menghidupkan dan mensejahterakan banyak orang, inilah pemimpin yang berjiwa bisnis.
E. Keorisinilan
Orisinil dari arti bahwa wirausaha itu harus mampu memberikan pendapat sendiri, ide sendiri tanpa mengekor pada orang lain. Ciri keorisinilan itu bisa dilihat dari inovasi yang dimunculkan dari suatu produk/jasa. Jadi dapat dikatakan apa yang membuat produk/jasa yang kita tawarkan berbeda dengan orang lain. Bisa saja perbedaan itu terletak pada layanan kita, kemasan kita, bahkan bisa saja cara kita memasarkannya atau cara kita dalam promosi. Bila dilihat dari kreatifitas yaitu cara kita manjalankan inovasi tadi dengan cara kita sendiri, sehingga apa yang kita tawarkan kepada konsumen benar-benar sampai dengan baik. Mulai dari proses promosi, penawaran, distribusi hingga kita mengevalusinya nanti.
Supaya kita mampu menghasilkan ide-ide atau gagasan-gagasan baru yang kreatif dan inovatif maka seorang wirausaha haruslah memiliki kemampuan yang serba bisa dan mengetahui banyak hal khususnya dibidang yang ia geluti saat ini. Misalnya, kita berwirausaha dalam penjualan pakaian. Maka kita sebagai penjual harus mengetahui trend baju apa yang lagi digandrungi oleh anak-anak muda pria dan wanita saat ini baik untuk santai, sport maupun formal. Kemudian kita juga harus tahu harga pasaran barang/jasa ini supaya harga tetap bersaing. Maksud dari serba bisa, karena sekarang sudah zaman canggih maka kita harus melek teknologi, menggunakan media sosial untuk berjualan bisa melalui BBM, Instagram, Facebook, Twitter atau menggunakan penyedia jasa jual online seperti Tokopedia, Olx, Kaskus dan lain-lain.
F. Berorientasi ke Masa Depan
Wirausawan haruslah memiliki pandangan ke depan atau visioner. Bagaimana usahanya dalam beberapa tahun ke depan, apasaja yang perlu dikembangkan dan bagaimana perubahan-perunahan pasar, itu semua harus menjadi bahan pertimbangan oleh wirausaha. Selain itu, seorang wirausaha harus memiliki perspektif yaitu langkah-langkah yang konkret dan jelas untuk masa depannya nanti. Maksudnya ialah sudah memiliki analisis data akan penjualan barang/jasa dan sudah memiliki alternatif-alternatif pemecahan masalah.
G. Hubungan yang Baik dengan Sang Pencipta
Sebenarnya bagian ini tidak ada dalam buku pokok mata kuliah, namun menurut penulis hal ini merupakan bagian yang sangat penting. Selain kita mengejar duniawai, jangan melupakan hubungan kita dengan Allah SWT. Kita berwirausaha untuk mendapatkan ketenangan lahir dan batin tanpa ditakuti rasa bersalah dan rasa dengki dengan dekat pada-Nya. Mampu menjadi tembok kita dalam berwirausaha agar tidak menyimpang dari ajaran-ajaran agama.
Dari penjabaran diatas, dapat penulis simpulkan bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki oleh wirausaha adalah yang berhubungan dengan diri sendiri yaitu : percaya diri, pengamilan resiko. Kemudian yang berhubungan dengan orang lain, yaitu : berorientasi pada tugas dan hasil, memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki sifat orisinil untuk menjadi kreatif dan inivatif, dan berorientasi pada masa depan. Sedangkan yang berhubungan dengan Sang Pencipta yaitu rasa memiliki tanggung jawab terhadap-Nya, karena apa yang kita lakukan saat ini akan mendapat balasan dikemudian hari.
DAFTAR REFERENSI
Alma. Buchari. 2013. Kewirausahaan. Bandung : Alfabeta
Fahmi, Faisal. 2013. Kewirausahaan, Teori, Kasus dan Solusi. Bandung : Alfabeta